JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan perdagangan elektronik atau e-commerce yang semakin berkembang pesat memang membuat kegiatan belanja masyarakat semakin mudah. Keberadaan e-commerce ini justru malah membuat pengelola pusat perbelanjaan berjaga-jaga.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa mengatakan, saat ini porsi e-commerce di Indonesia memang belum mencapai 1 persen. Meski dampaknya belum terasa langsung kepada pengelola pusat perbelanjaan, namun pihaknya tetap mengamati perkembangan e-commerce.
"Dampaknya belum terasa karena e-commerce di Indonesia masih di bawah 1 persen. Tetapi, ke depannya kita harus jaga-jaga karena ada tendensi orang semakin banyak pakai e-commerce," kata Handaka di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Meskipun perkembangan e-commerce terjadi cukup pesat, namun Handaka mengaku pihaknya optimistis pusat perbelanjaan masih menjadi pilihan masyarakat untuk berbelanja. Pasalnya, pusat belanja memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung.
"Orang Indonesia lebih suka melihat secara riil. Misalnya, membeli baju bukan hanya melihat warna, tapi juga lihat tebalnya. Itu yang kami lihat masih jadi nilai positif," ungkap Handaka.
APPBI saat ini menaungi lebih dari 280 pusat perbelanjaan di seluruh Tanah Air. Menurut Handaka, perkembangan pusat belanja berjalan pesat seiring perkembangan perekonomian nasional.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santosa mengatakan, saat ini porsi e-commerce di Indonesia memang belum mencapai 1 persen. Meski dampaknya belum terasa langsung kepada pengelola pusat perbelanjaan, namun pihaknya tetap mengamati perkembangan e-commerce.
"Dampaknya belum terasa karena e-commerce di Indonesia masih di bawah 1 persen. Tetapi, ke depannya kita harus jaga-jaga karena ada tendensi orang semakin banyak pakai e-commerce," kata Handaka di Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Meskipun perkembangan e-commerce terjadi cukup pesat, namun Handaka mengaku pihaknya optimistis pusat perbelanjaan masih menjadi pilihan masyarakat untuk berbelanja. Pasalnya, pusat belanja memberikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung.
"Orang Indonesia lebih suka melihat secara riil. Misalnya, membeli baju bukan hanya melihat warna, tapi juga lihat tebalnya. Itu yang kami lihat masih jadi nilai positif," ungkap Handaka.
APPBI saat ini menaungi lebih dari 280 pusat perbelanjaan di seluruh Tanah Air. Menurut Handaka, perkembangan pusat belanja berjalan pesat seiring perkembangan perekonomian nasional.