Rajin detoks, bersihkan tubuh dari toksin? Simak selengkapnya.
Pernah dengar ekspresi yang berbunyi begini, “Death begins in the colon”? Konon, istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Elie Metchnikoff (1845-1916), seorang peraih Nobel bidang Biologi berkebangsaan Rusia. Orang Islam sendiri sudah diperingatkan oleh Nabi Muhammad tentang hal ini: Perut itu pangkal segala penyakit, dan memeliharanya itu pangkal dari pada pengobatan (al-bathnu ashlu d-da’, wal himyatu ashlu d-dawa’). Sekarang baru terbukti dan diakui oleh pakar kesehatan di seluruh dunia. Dipercaya 80% dari penyakit yang ada bersumber dari timbunan toksin dalam tubuh yang berpangkal di perut.
Penyakit-penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin yang berada dalam usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.
Ampas atau toksin selain diproduksi secara alamiah oleh tubuh kita sendiri, juga bisa berasal dari berbagai macam substansi yang kita konsumsi. Ampas atau toksin itu berupa:
1.Zat kimia makanan
2.Polusi udara
3.Bahan kimia seperti pestisida, logam berat dalam air minum dan residu obat-obatan farmasi
4.Konsumsi alkohol, caffein, nikotin dll.
5.Pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita.
6.Semua ampas atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai racun (toksin) atau penyakit.
Meskipun ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh, bukan jaminan bahwa proses pembuangan toksin sudah optimal. Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, tetap perlu bagi tubuh kita. Selain berguna mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, juga berguna untuk tidak memberikan ruang bagi organisme pembawa penyakit atau virus tumbuh.
Apa itu detoks?
Elson M. Haas memberikan definisi detoksifikasi (detoks) dalam bukunya, The Detox Diet, sebagai proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh atau menetralkan atau mengubahnya dan selanjutnya mudah dikeluarkan dari tubuh. Pembersihan dan detoks tidak hanya membersihkan tubuh dari zat-zat beracun tapi juga meningkatkan proses alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita.
Tracy Kelly mengelompokkan lima langkah metode detoks yaitu:
1.Mengkonsumsi menu detoks (mengkonsumsi hanya sayuran dan buah tertentu dalam jangka waktu tertentu )
2.Melakukan beberapa latihan (physical exercise)
3.Food for the soul (relaks dan membersihkan pikiran dari hal-hal negatif)
4.Pengobatan alternatif (menggunakan metode urutan/massage dan aromaterapi), dan
5.Perawatan spa (seperti sauna, mud wraps, body scrubs).
Sedangkan beberapa pakar detoks yang lain memasukkan puasa sebagai salah satu metode efektif detoksifikasi.
Pernah dengar ekspresi yang berbunyi begini, “Death begins in the colon”? Konon, istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Elie Metchnikoff (1845-1916), seorang peraih Nobel bidang Biologi berkebangsaan Rusia. Orang Islam sendiri sudah diperingatkan oleh Nabi Muhammad tentang hal ini: Perut itu pangkal segala penyakit, dan memeliharanya itu pangkal dari pada pengobatan (al-bathnu ashlu d-da’, wal himyatu ashlu d-dawa’). Sekarang baru terbukti dan diakui oleh pakar kesehatan di seluruh dunia. Dipercaya 80% dari penyakit yang ada bersumber dari timbunan toksin dalam tubuh yang berpangkal di perut.
Penyakit-penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengan kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena setiap jaringan dalam tubuh mendapatkan makanan dari darah, dan darah mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan terserap ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya, toksin yang berada dalam usus juga akan ikut beredar bersama aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang menyumbangkan terjadinya berbagai kondisi penyakit kronis, akut, dan degeneratif. Begitu juga menurunnya tingkat energi dan penuaan dini.
Ampas atau toksin selain diproduksi secara alamiah oleh tubuh kita sendiri, juga bisa berasal dari berbagai macam substansi yang kita konsumsi. Ampas atau toksin itu berupa:
1.Zat kimia makanan
2.Polusi udara
3.Bahan kimia seperti pestisida, logam berat dalam air minum dan residu obat-obatan farmasi
4.Konsumsi alkohol, caffein, nikotin dll.
5.Pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh kita.
6.Semua ampas atau zat yang tidak diperlukan tubuh akan diperlakukan sebagai racun (toksin) atau penyakit.
Meskipun ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh, bukan jaminan bahwa proses pembuangan toksin sudah optimal. Pembersihan besar-besaran alias detoksifikasi yang dilakukan secara berkala, tetap perlu bagi tubuh kita. Selain berguna mengurangi ampas-ampas beracun dari dalam tubuh, juga berguna untuk tidak memberikan ruang bagi organisme pembawa penyakit atau virus tumbuh.
Apa itu detoks?
Elson M. Haas memberikan definisi detoksifikasi (detoks) dalam bukunya, The Detox Diet, sebagai proses pengeluaran racun atau zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh atau menetralkan atau mengubahnya dan selanjutnya mudah dikeluarkan dari tubuh. Pembersihan dan detoks tidak hanya membersihkan tubuh dari zat-zat beracun tapi juga meningkatkan proses alamiah pengeluaran toksin dari dalam tubuh kita.
Tracy Kelly mengelompokkan lima langkah metode detoks yaitu:
1.Mengkonsumsi menu detoks (mengkonsumsi hanya sayuran dan buah tertentu dalam jangka waktu tertentu )
2.Melakukan beberapa latihan (physical exercise)
3.Food for the soul (relaks dan membersihkan pikiran dari hal-hal negatif)
4.Pengobatan alternatif (menggunakan metode urutan/massage dan aromaterapi), dan
5.Perawatan spa (seperti sauna, mud wraps, body scrubs).
Sedangkan beberapa pakar detoks yang lain memasukkan puasa sebagai salah satu metode efektif detoksifikasi.