Quantcast
Channel: Forum KAD - Come As Guests Stay As Family
Viewing all articles
Browse latest Browse all 16953

Perlu Dicoba, Alternatif Cepat Hamil Selain Program Bayi Tabung

$
0
0
View attachment 69744

PALMERAH, WARTA KOTA- Program bayi tabung seperti menjadi satu-satunya harapan bagi para pasangan suami-istri yang tak kunjung dikaruniai anak.
Bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) memang merupakan metode paling dikenal dari teknologi bantuan reproduksi yang tersedia saat ini (Assisted Reproductive Technology/ ART).
Padahal, terdapat banyak metode lain ART yang hampir mirip dengan IVF, yang dapat dilakukan para calon orangtua. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. GIFT
Gamete intrafallopian transfer (GIFT) punya banyak kesamaan dengan IVF dengan hanya satu perbedaan.
Baik IVF maupun GIFT harus melalui tahapan di mana calon ibu melakukan terapi kesuburan untuk merangsang produksi lebih dari satu sel telur (multiple), kemudian sel telur dikeluarkan dari tubuh calon ibu.
Sperma calon ayah dikumpulkan, dicuci untuk menyeleksi yang terbaik. Sperma dan sel telur disatukan agar terjadi pembuahan.
Dalam program IVF penyatuan untuk pembuahan dilakukan di laboratorium dengan media cawan petri.
Sementara di GIFT, sel telur dan sperma dimasukkan ke sebuah kateter lalu dengan teknik laparaskopi dimasukkan ke tuba falopi. Di tuba falopi inilah diharapkan terjadi pembuahan.
Seperti dilansir meetdoctor.com beberapa pasangan memilih teknik ini karena alasan keagamaan yang mewajibkan pembuahan hanya terjadi di "lingkungan naturalnya".
Untuk menjalani prosedur ini, sang wanita harus memiliki tuba falopi.
Satu kelemahan GIFT adalah bahwa tidak ada jaminan bahwa pembuahan akan berlangsung dan tidak ada cara untuk menentukan penyebab spesifik, yang mungkin menyulitkan pilihan terapi di masa mendatang (jika dibutuhkan terapi lanjutan).
2. ZIFT dan TET
Pada zygote intrafallopian transfer (ZIFT) dan tubal embryo transfer (TET), proses awalnya sama dengan GIFT.
Perbedaannya, dalam ZIFT dan TET, transfer sel telur dan sperma via laparoskopi ke dalam tuba falopi dilakukan setelah pembuahan dilakukan di laboratorium.
Dalam ZIFT, telur diambil dan dibuahi pada satu hari yang sama. Lalu di hari berikutnya embrio ditransfer; TET membiarkan embrio berkembang selama beberapa hari sebelum dipindahkan ke saluran tuba.
Melalui penempatan embrio pada tuba falopi tsb dipercaya akan diperoleh probabilitas keberhasilan kehamilan yang lebih tinggi. ZIFT dan TET juga mensyaratkan wanita untuk memiliki tuba falopi yang sehat.
3. IUI
Intrauterine insemination (IUI) adalah variasi dari inseminasi buatan yang kita kenal selama ini.
Perbedaannya, sperma yang sudah dipilih melalui teknik pencucian dimasukkan ke dalam rahim (pada masa akhir ovulasi).
Sementara pada inseminasi buatan yang biasa, sperma diinjeksikan lewat kanal vagina dan dari situ sperma berjalan sendiri mencari sel telur.
Melalui metode ini, dipercaya bahwa pembuahan akan lebih mudah terjadi.
Prosedur ini juga dianggap memiliki probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi terutama pada wanita yang menghasilkan cairan vagina atau serviks yang tidak ramah sperma.
IUI dinilai lebih non-invasif dibandingkan prosedur ART lainnya seperti IVF, GIFT dan ZIFT.
Selain itu, IUI juga dapat sangat bermanfaat dalam kasus disfungsi seksual laki-laki, beberapa kasus sperma inferior (tidak dapat membuahi karena jumlahnya kurang atau gerakannya abnormal) dan saat wanita menggunakan sperma donor yang sudah dibekukan.
Jika wanita berovulasi secara normal, tidak perlu baginya untuk menggunakan obat-obatan kesuburan untuk menjalani IUI, tetapi IUI juga dapat dilakukan bersama dengan obat kesuburan untuk wanita dengan masalah ovulasi.
Faktor Etnis
Penelitian di Inggris mengungkapkan wanita Asia dan kulit hitam yang menjalani In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung berpeluang kecil untuk hamil ketimbang wanita berkulit putih.
Nottingham University mengaku belum mengetahui pasti apa penyebabnya. Namun dikatakan bahwa ini ada kaitannya dengan faktor genetik, sosial, dan lingkungan.
Hasil penelitian ini didapat dari tingkat kesuksesan IVF di klinik mereka, dari 1.517 pasien wanita. Studi di Inggris ini dipublikasikan di International Journal of Obstetrics & Gynaecology, BJOG.
Secara keseluruhan, jumlah wanita berkulit putih yang berhasil melahirkan lewat bayi tabung lebih banyak dibandingkan etnis lain.
Perbandingannya, 44 persen untuk kulit putih, dan 35 persen untuk etnis lain. Data ini dapatkan dari wanita yang dirawat di klinik Nottingham University antara 2006 dan 2011.
Tingkat kelahiran juga berbeda berdasarkan tiga sub-kelompok etnis. Kelahiran untuk wanita Asia- Timur Tengah 21,4 persen, wanita Afrika-Karibia, tingkat kelahirannya 23,3 persen , sedangkan untuk wanita Asia Tenggara, 38 persen.
Ketua tim peneliti, Dr Walid Maalouf mengatakan alasan di balik temuan ini masih belum bisa dipastikan.
"Dibutuhkan penelitian lanjutan terutama terkait faktor genetik sebagai penentu potensial dari hasil bayi tabung, selain juga pengaruh faktor lain seperti gaya hidup, faktor budaya pada masalah reproduksi," ungkapnya.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 16953

Trending Articles