View attachment 69695
TEMPO.CO, Jakarta - Misteri jatuhnya Meiyanne Diah Permata Saad dari Apartemen Essence, di kawasan elite Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 2 September 2015, mulai terungkap.
"Meiyanne tewas bukan karena bunuh diri dan pembunuhan. Ia terpeleset dari balkon yang berada di lantai 13 saat hendak melarikan diri," ujar Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti pada Selasa, 15 September 2015.
Krishna menjelaskan, dugaan kecelakaan tersebut berasal dari hasil pemeriksaan saksi dan rekaman kamera pengawas CCTV yang terdapat di apartemen.
Meiyanne yang alumnus Universitas Indonesia terlihat mengunjungi teman perempuan spesialnya dengan inisial N yang tinggal di apartemen tersebut.
"Dari rekaman CCTV yang terdapat di lift, terlihat ada kemesraan antara N dan Meiyanne," kata Krishna. Padahal, saat itu di salah satu kamar ada teman spesial N lainnya, juga seorang perempuan dengan inisial R. "N ternyata tinggal bersama R," ucapnya.
N dan Meiyanne lalu tidur bersama di kamar yang berbeda. Tak berapa lama, R mencari-cari N, termasuk menggedor-gedor kamar. Takut hubungan spesial antara Meiyanne dan N terbongkar, Meiyanne berupaya melarikan diri.
Tak menemukan jalan keluar, Meiyanne, kata Krishna, mencoba turun dari lantai 15 melalui balkon. Namun saat mencapai lantai 13, ibu dua anak tersebut terpeleset. "Kami menduga Meiyanne panik sehingga dia terpeleset dan jatuh," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan, Meiyanne jatuh bukan dari lantai 15. "Kami temukan alat dan bukti di lantai 13," ujarnya, ketika dihubungi Tempo.
Hingga saat ini, Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, kata Audie, telah memeriksa lima saksi. "Kami sudah memeriksa tiga petugas keamanan di apartemen tersebut dan dua teman Meiyanne dengan inisial N dan R," ucapnya. N mengaku berupaya mencegah Meiyanne untuk tidak turun dari balkon.
TEMPO.CO, Jakarta - Misteri jatuhnya Meiyanne Diah Permata Saad dari Apartemen Essence, di kawasan elite Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada 2 September 2015, mulai terungkap.
"Meiyanne tewas bukan karena bunuh diri dan pembunuhan. Ia terpeleset dari balkon yang berada di lantai 13 saat hendak melarikan diri," ujar Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti pada Selasa, 15 September 2015.
Krishna menjelaskan, dugaan kecelakaan tersebut berasal dari hasil pemeriksaan saksi dan rekaman kamera pengawas CCTV yang terdapat di apartemen.
Meiyanne yang alumnus Universitas Indonesia terlihat mengunjungi teman perempuan spesialnya dengan inisial N yang tinggal di apartemen tersebut.
"Dari rekaman CCTV yang terdapat di lift, terlihat ada kemesraan antara N dan Meiyanne," kata Krishna. Padahal, saat itu di salah satu kamar ada teman spesial N lainnya, juga seorang perempuan dengan inisial R. "N ternyata tinggal bersama R," ucapnya.
N dan Meiyanne lalu tidur bersama di kamar yang berbeda. Tak berapa lama, R mencari-cari N, termasuk menggedor-gedor kamar. Takut hubungan spesial antara Meiyanne dan N terbongkar, Meiyanne berupaya melarikan diri.
Tak menemukan jalan keluar, Meiyanne, kata Krishna, mencoba turun dari lantai 15 melalui balkon. Namun saat mencapai lantai 13, ibu dua anak tersebut terpeleset. "Kami menduga Meiyanne panik sehingga dia terpeleset dan jatuh," katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru mengatakan, Meiyanne jatuh bukan dari lantai 15. "Kami temukan alat dan bukti di lantai 13," ujarnya, ketika dihubungi Tempo.
Hingga saat ini, Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, kata Audie, telah memeriksa lima saksi. "Kami sudah memeriksa tiga petugas keamanan di apartemen tersebut dan dua teman Meiyanne dengan inisial N dan R," ucapnya. N mengaku berupaya mencegah Meiyanne untuk tidak turun dari balkon.