![[IMG]](http://img.okezone.com/content/2016/01/06/18/1281690/vatikan-kritik-cover-majalah-charlie-hebdo-APQhoQVWoy.jpg)
Cover majalah Charlie Hebdo edisi baru untuk memperingati tragedi penembakan di kantor mereka (Foto: Reuters)
VATIKAN – Majalah satir Prancis Charlie Hebdo kembali membuat kontroversi. Dalam edisi terbaru mereka menampilkan gambar Tuhan dengan menyandang sepucuk senjata Kalashnikov pada cover majalah. Gambar itu dimaksudkan untuk memperingati satu tahun tragedi penembakan di kantor majalah tersebut.
Edisi terbaru Charlie Hebdo itu laris manis dengan mencapai angka penjualan lebih dari satu juta eksemplar. Gambar tersebut disertai dengan tulisan “Satu Tahun Kemudian: Pembunuh Masih Berkeliaran”. Harian Vatikan pun mengkritik keras gambar ilustrasi tersebut.
“Berkedok sekularisme, majalah itu sekali lagi melupakan pesan dari setiap pemimpin agama untuk menolak kekerasan atas nama agama. Menggunakan Tuhan untuk membenarkan kebencian adalah sebuah penghinaan,” tulis Osservatore Romano, seperti dikutip Straits Times, Rabu (6/1/2016).
“Dalam kasus Charlie Hebdo ada sebuah paradoks menyedihkan untuk pembenaran secara politis yang hampir serupa dengan penghinaan. Gambar tersebut menunjukkan tidak ingin mengakui atau menghormati iman percaya pada Tuhan,” tandas harian tersebut.
Charlie Hebdo sering membuat karikatur satir bertema agama. Untuk masyarakat Eropa yang terbuka dan menjunjung tinggi kebebasan berpendapat termasuk mengkritik agama, hal tersebut bukanlah sebuah masalah. Namun, bagi masyarakat lain di luar Eropa utamanya Timur-Tengah hal tersebut merupakan sebuah penghinaan.
Pada 7 Januari 2015 kantor Charlie Hebdo di Paris, Prancis diserang dua bersaudara Cherif dan Said Kouachi. Sebanyak 12 orang menjadi korban tewas termasuk delapan staf majalah. Diduga kakak-beradik itu melakukan serangan karena karikatur Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad SAW dan juga pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi.
(wab)
http://news.okezone.com/read/2016/01/06/18/1281690/vatikan-kritik-cover-majalah-charlie-hebdo
Edisi terbaru Charlie Hebdo itu laris manis dengan mencapai angka penjualan lebih dari satu juta eksemplar. Gambar tersebut disertai dengan tulisan “Satu Tahun Kemudian: Pembunuh Masih Berkeliaran”. Harian Vatikan pun mengkritik keras gambar ilustrasi tersebut.
“Berkedok sekularisme, majalah itu sekali lagi melupakan pesan dari setiap pemimpin agama untuk menolak kekerasan atas nama agama. Menggunakan Tuhan untuk membenarkan kebencian adalah sebuah penghinaan,” tulis Osservatore Romano, seperti dikutip Straits Times, Rabu (6/1/2016).
“Dalam kasus Charlie Hebdo ada sebuah paradoks menyedihkan untuk pembenaran secara politis yang hampir serupa dengan penghinaan. Gambar tersebut menunjukkan tidak ingin mengakui atau menghormati iman percaya pada Tuhan,” tandas harian tersebut.
Charlie Hebdo sering membuat karikatur satir bertema agama. Untuk masyarakat Eropa yang terbuka dan menjunjung tinggi kebebasan berpendapat termasuk mengkritik agama, hal tersebut bukanlah sebuah masalah. Namun, bagi masyarakat lain di luar Eropa utamanya Timur-Tengah hal tersebut merupakan sebuah penghinaan.
Pada 7 Januari 2015 kantor Charlie Hebdo di Paris, Prancis diserang dua bersaudara Cherif dan Said Kouachi. Sebanyak 12 orang menjadi korban tewas termasuk delapan staf majalah. Diduga kakak-beradik itu melakukan serangan karena karikatur Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad SAW dan juga pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi.
(wab)
http://news.okezone.com/read/2016/01/06/18/1281690/vatikan-kritik-cover-majalah-charlie-hebdo