Mur dan Bendrat sekilas memang terdengar seperti perkakas pertukangan. Namun di Klaten, keduanya digunakan sebagai nama orang yang tak lain nama Bapak dan anak.
Murpanjang (54) dan Bendrat Panjang (26) merupakan nama ayah dan anak dari Dukuh Keditan, Desa Trunuh, Klaten Selatan. Seolah selaras dengan namanya, keduanya bekerja sebagai mandor pelaksana dan pekerja disebuah proyek bangunan.
Menyandang nama tersebut bukan hal mudah, pertanyaan bahkan olokan kerap muncul dibenak orang yang baru mengenal mereka.
Hal itu bahkan terjadi pada peristiwa suci seperti pernikahan.
"Saya masih ingat betul, pada waktu pernikahan anak saya yang pertama Bendrat, orang-orang menjadikan nama saya dan anak saya sebagai bahan candaan. Ini kok alat bangunan semua disini," kenang Pak Mur disertai senyum, Jumat (11/9/2015) malam.
Menurutnya hal itu sering terjadi dalam setiap tahapan hidupnya. Mulai dari lingkungan kerja, hingga di tengah masyarakat.
Pak Mur lantas bercerita asal usul namanya dan anak pertamanya, yang menyerupai alat pertukangan itu.
Membuka kisah, pandangan pria tersebut lantas menerawang ke masa sebelum dirinya lahir ke dunia.
"Dahulu mendiang ayah saya, Reso Pawiro sulit mendapatkan anak. Pada saat perkawinan pertama anaknya meninggal, perkawinan kedua tidak punya putra, kemudian setelah pernikahan yang ketiga, saya lahir. Karena sulitnya mendapatkan keturunan, maka saya dinamai Murpanjang, harapannya saya memeroleh umur panjang," urainya.
Lebih lanjut, sebelum memutuskan nama yang dipakainya sekarang, Reso Pawiro sempat akan menyematkan nama Murdawa (baca :Murdowo) yang berarti umur panjang.
Namun karena ayah menilai sebutan Murdawa tersebut terlalu "njawani", maka dawa diganti dengan panjang yang berarti sama, menjadi Murpanjang.
Setelah menyandang nama Murpanjang, kisahnya pun dimulai sendiri. Ketika berumur 20, rekannya di proyek bangunan sempat terheran-heran dengan nama pria tersebut.
"Beberapa teman heran dengan nama saya, mur kok panjang, biasanya kan pendek," ungkap Pak Mur, yang merupakan anak tunggal dari Reso Pawiro.
Disaat bujang ia yang sedang bekerja di proyek bangunan, mendengar temannya berkata bendrat.
"Terus terang saat itu tak mengerti apa itu bendrat, setelah dijelaskan, itu adalah kawat baja.
Dari situ saya memiliki nazar (janji), jika memiliki anak, akan saya namakan bendrat. Selain kelihatannya keren, juga kuat," ujarnya. (*)
Murpanjang (54) dan Bendrat Panjang (26) merupakan nama ayah dan anak dari Dukuh Keditan, Desa Trunuh, Klaten Selatan. Seolah selaras dengan namanya, keduanya bekerja sebagai mandor pelaksana dan pekerja disebuah proyek bangunan.
Menyandang nama tersebut bukan hal mudah, pertanyaan bahkan olokan kerap muncul dibenak orang yang baru mengenal mereka.
Hal itu bahkan terjadi pada peristiwa suci seperti pernikahan.
"Saya masih ingat betul, pada waktu pernikahan anak saya yang pertama Bendrat, orang-orang menjadikan nama saya dan anak saya sebagai bahan candaan. Ini kok alat bangunan semua disini," kenang Pak Mur disertai senyum, Jumat (11/9/2015) malam.
Menurutnya hal itu sering terjadi dalam setiap tahapan hidupnya. Mulai dari lingkungan kerja, hingga di tengah masyarakat.
Pak Mur lantas bercerita asal usul namanya dan anak pertamanya, yang menyerupai alat pertukangan itu.
Membuka kisah, pandangan pria tersebut lantas menerawang ke masa sebelum dirinya lahir ke dunia.
"Dahulu mendiang ayah saya, Reso Pawiro sulit mendapatkan anak. Pada saat perkawinan pertama anaknya meninggal, perkawinan kedua tidak punya putra, kemudian setelah pernikahan yang ketiga, saya lahir. Karena sulitnya mendapatkan keturunan, maka saya dinamai Murpanjang, harapannya saya memeroleh umur panjang," urainya.
Lebih lanjut, sebelum memutuskan nama yang dipakainya sekarang, Reso Pawiro sempat akan menyematkan nama Murdawa (baca :Murdowo) yang berarti umur panjang.
Namun karena ayah menilai sebutan Murdawa tersebut terlalu "njawani", maka dawa diganti dengan panjang yang berarti sama, menjadi Murpanjang.
Setelah menyandang nama Murpanjang, kisahnya pun dimulai sendiri. Ketika berumur 20, rekannya di proyek bangunan sempat terheran-heran dengan nama pria tersebut.
"Beberapa teman heran dengan nama saya, mur kok panjang, biasanya kan pendek," ungkap Pak Mur, yang merupakan anak tunggal dari Reso Pawiro.
Disaat bujang ia yang sedang bekerja di proyek bangunan, mendengar temannya berkata bendrat.
"Terus terang saat itu tak mengerti apa itu bendrat, setelah dijelaskan, itu adalah kawat baja.
Dari situ saya memiliki nazar (janji), jika memiliki anak, akan saya namakan bendrat. Selain kelihatannya keren, juga kuat," ujarnya. (*)