Quantcast
Channel: Forum KAD - Come As Guests Stay As Family
Viewing all articles
Browse latest Browse all 16953

Pria Ini Jadi Mata-mata Rusia Sekaligus Teroris

$
0
0
[IMG]




Mogamed Khasiev, intelijen Rusia yang dieksekusi mati teman senegaranya sendiri. (Foto: PA)

MOSKOW – Magomed Khasiev (23), warga Rusia yang dieksekusi mati oleh ISIS awal bulan ini, kematiannya ternyata masih meninggalkan tanda tanya besar.
Dalam video eksekusi yang disebarkan ISIS, Khasiev seperti tahanan ISIS lainnya tampil mengenakan baju jingga dan terduduk di depan algojonya. Namun kali ini, agak sedikit berbeda, karena ‘malaikat maut’ itu menunjukkan wajahnya, tidak lagi berpakaian serba hitam dan kelihatan matanya saja.
Algojo itu sendiri kemudian diketahui bernama Anatoly Zemlyanka (28), lahir dari ibu seorang Kristen Ortodoks. Keluarganya tergolong biasa saja dan mereka tinggal di Noyabrsk, salah satu kota besar di Rusia. Dengan demikian, berarti ia sebenarnya juga sekampung halaman dengan target eksekusinya, Magomed Khasiev.
Sebelum dihabisi nyawanya, Khasiev menggemparkan dunia dengan menguak fakta bahwa dirinya adalah agen Rusia yang berangkat ke Suriah untuk menjadi mata-mata. Ia mengaku seorang Muslim asal Chechnya, negara bagian di Rusia yang mayoritas memang berpenduduk Muslim.
Ia menceritakan dalam rekaman, keseluruhan kisahnya. Mulai dari awal dia direkrut badan intelijen negaranya, Layanan Keamanan Federal (FSB) hingga berakhir di bawah pisau ISIS.
Ketika berita ini tersiar, Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov lantas membantah seluruh pernyataan Khasiev. Orang-orang pun mulai bertanya, apakah Khasiev berbohong atau memang ada kisah lain di balik semua ini?
Kehidupan Ganda
Setelah digali-gali, terkuak lah kisah hidup pria yang mengaku intelijen Rusia tersebut. Diduga, ia telah menjalani kehidupan ganda selama ini.
Magomed Khasiev lahir dengan nama Yevgeny Yudin. Sepuluh tahun pertama kehidupannya dijalani bersama ibu kandungnya yang beretnis Rusia. Ibunya sakit keras dan merasa tak mampu lagi menjaga putra semata wayangnya. Khasiev pun dititipkan ke panti asuhan. Tak berapa lama, ibunya meninggal dunia akibat TBC.
Di panti asuhan inilah ia belajar bahasa Chechen dan mengubah agamanya menjadi Islam. Sebagai mualaf, Khasiev mendapat nama Islam, Magomed. Nama belakangnya, Khasiev baru ditambahkan setelah dirinya diadopsi Markha Khasieva, ibu angkatnya.
Beberapa kali ia diadopsi namun akhirnya dikembalikan ke panti asuhan. Pada 2008, Menteri Dalam Negeri Rusia, Rashid Nurgaliyev, mengunjungi panti asuhan tempat Khasiev tinggal, dalam rangka mencari potensi muda untuk dilatih di akademi Suvorov, sekolah elit militer baru.
Pada waktu itu, Khasiev telah menginjak usia 16 tahun. Namanya diusulkan, tetapi tidak lolos seleksi karena dianggap terlalu tua. Sahabatnya, sesame yatim piatu, Minkail Temiev justru terpilih mengikuti sekolah militer tersebut.
Akhirnya, Khasiev dikirim ke perguruan tinggi di Maykop, ibu kota wilayah Rusia yang dihuni mayoritas Muslim Adygeya, sekitar 500 kilometer dari ibu kota Republik Chechnya, Grozny. Dari sinilah ia diketahui memulai kehidupan gandanya.
nyambung lah


Viewing all articles
Browse latest Browse all 16953

Trending Articles