Quantcast
Channel: Forum KAD - Come As Guests Stay As Family
Viewing all articles
Browse latest Browse all 16953

Kesaksian Siswi Jepang Yang Terlibat Kencan Berbayar

$
0
0
[IMG]
Siswi-siswi di Jepang (Foto: Japan Daily Press)

TOKYO – Pelapor khusus PBB untuk masalah prostitusi dan pornografi anak di Jepang, Maud de Boer Buquicchio, melalui laporannya mengatakan bahwa pelecehan dan eksploitasi seksual terhadap anak-anak di Jepang sejak 2014 hingga kini semakin meningkat.
Menurut Buquicchio, fenomena ‘Enjo Kosai’ di Jepang hingga kini memang masih banyak ditemukan, khususnya di ibu kota Jepang, Tokyo. Istilah Enjo Kosai sering diterjemahkan sebagai ‘kencan berbayar’.
Sebagai bukti, media Al Jazeera sempat mewawancarai Mai, seorang siswi di Tokyo yang mengaku sering bekerja paruh waktu di sebuah kafe di Distrik Akihabara untuk melakukan kencan berbayar dengan para pria dewasa.
“Pekerjaan paruh waktu di kafe ini sering dijuluki ‘Joshi Kosei’, yang sebenarnya memiliki makna sebagai kegiatan untuk mempromosikan kafe. Namun, di balik itu saya juga sekaligus melakukan berbayar dengan para pengunjung kafe yang didominasi pria dewasa,” ungkap Mai kepada Al Jazeera, Senin (28/12/2015).
“Bahkan, beberapa pria dewasa pengunjung kafe itu usianya seumuran dengan kakek saya, dan saya tidak jarang harus melayani mereka untuk sekadar berbincang-bincang, atau menemani mereka seharian penuh,” sambungnya.
Menurut Mai, ia lebih memilih untuk melakukan pekerjaan paruh waktunya yang kali ini. Sebab, pendapatannya jelas melebihi pekerjaan di kafe-kafe terdahulu.
Sementara itu, sang pemilik kafe juga menuturkan bagaimana ia memilih para siswi-siswi di Tokyo untuk ditawarkan pekerjaan paruh waktu di kafenya.
“Pada dasarnya, mereka itu harus cantik. Itu seperti kebutuhan utama bagi para pelanggan di kafe ini. Mereka harus terlihat langsing dan modis. Mereka tentu saja juga harus pintar,” ucap sang pemilik kafe, Koichiro Fukuyama.
“Meski demikian, semua itu bukanlah untuk keperluan prostitusi. Pada intinya, mereka saya tawarkan pekerjaan untuk mempromosikan kafe ini,” lanjutnya.
Sebagaimana diberitakan, sebelumnya Buquicchio juga mengatakan bahwa sejak 2014, 13 persen siswi-siswi di Jepang terlibat bentuk kencan berbayar yang tak jarang berujung pada kegiatan seksual.
Namun, hal itu dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Jepang. Menurutnya, laporan yang dikeluarkan oleh utusan PBB itu tidak memiliki sumber yang kredibel.

(aji)
http://news.okezone.com/read/2015/1...an-siswi-jepang-yang-terlibat-kencan-berbayar

Viewing all articles
Browse latest Browse all 16953

Trending Articles