![[IMG]](http://img.okezone.com/content/2015/12/18/18/1270124/layanan-uberx-dilegalkan-taksi-konvensional-dapat-kompensasi-Ogd63ypoWA.jpg)
Layanan taksi berbasis aplikasi Uber dilegalkan di NSW, Australia (Foto: Reuters)
NEW SOUTH WALES – Layanan taksi berbasis aplikasi UberX dan layanan berbagi kendaraan lainnya dilegalkan di New South Wales (NSW), Australia di tengah keraguan akan keamanan dan kenyamanan layanan tersebut.
Dengan dilegalkannya layanan tersebut, pemerintah setempat juga memberikan kompensasi uang kepada para pengemudi taksi konvensional. Uang senilai USD250 juta atau sekira Rp3,5 triliun akan diberikan sebagai “paket penyesuaian industri”.
New South Wales akan menjadi negara bagian kedua di Negeri Kanguru yang melegalkan Uber setelah wilayah pusat Australia. Dalam waktu dekat pemerintah NSW akan menyusun peraturan untuk mengatur operasi Uber yang meliputi ketentuan keamanan, pemeriksaan dan perawatan kendaraan, serta menunjuk regulator dan komisi baru untuk memantau layanan Uber.
“Masyarakat, operator taksi, dan pengemudi ingin adanya perubahan dalam regulasi transportasi. Keinginan mereka itu akan terwujud segera,” ujar Menteri Transportasi NSW Andrew Constance, dilansir ABCNet, Jumat (18/12/2015).
“Perubahan ini akan membawa inovasi baru terhadap layanan yang konvensional di mana sekarang pengguna bisa melihat dan melacak keberadaan supir mereka, memberikan masukan terhadap layanan, membuat mereka lebih akuntabel, dan memilih layanan sesuai daya beli,” lanjut pria 42 tahun itu.
Dalam akun Facebook pribadinya, Perdana Menteri NSW, Mike Baird, menyebut pentingnya pemerintah negara bagian untuk berkompromi terhadap perubahan digital dan memberikan perlindungan terhadap pengemudi taksi konvensional. Baird berharap para pengemudi taksi konvensional akan mendapatkan manfaat dari kompensasi yang akan diberikan.
“Kami ingin agar konsumen dapat mempunyai banyak pilihan dalam memilih moda transportasi mereka. Di sisi lain, kami harus adil terhadap para pengusaha dan pengemudi taksi konvensional,” ujar pria 47 tahun itu.
Manajer Umum Uber, David Rohrsheim, menyambut baik pelegalan pemerintah negara bagian NSW. Rohrsheim mengapresiasi pemerintah NSW yang disebutnya mendengarkan permintaan masyarakat untuk sebuah pilihan transportasi alternatif dalam menunjang aktivitas mereka.
Sementara itu, Juru Bicara Asosiasi Pengemudi Taksi Australia, Michael Jools, berusaha untuk tetap bersikap positif terhadap pelegalan Uber.
Jools mengatakan dirinya cukup senang karena taksi konvensional tetap dianggap penting meski diakuinya industri tersebut kini sedang mengalami kehancuran secara perlahan-lahan.
Meski begitu, Jools mengkritik rencana pemberian kompensasi oleh pemerintah NSW. Kompensasi tersebut dianggapnya omong kosong karena tidak bisa diberlakukan kepada taksi-taksi pangkalan yang tidak memiliki izin.
“Jika kami bisa belajar dan mengambil pelajaran dari situasi ini, maka kita bisa melangkah maju serta memperbaiki layanan terhadap penumpang,” ujar Jools.
(Wab)
http://news.okezone.com/read/2015/1...ilegalkan-taksi-konvensional-dapat-kompensasi
NEW SOUTH WALES – Layanan taksi berbasis aplikasi UberX dan layanan berbagi kendaraan lainnya dilegalkan di New South Wales (NSW), Australia di tengah keraguan akan keamanan dan kenyamanan layanan tersebut.
Dengan dilegalkannya layanan tersebut, pemerintah setempat juga memberikan kompensasi uang kepada para pengemudi taksi konvensional. Uang senilai USD250 juta atau sekira Rp3,5 triliun akan diberikan sebagai “paket penyesuaian industri”.
New South Wales akan menjadi negara bagian kedua di Negeri Kanguru yang melegalkan Uber setelah wilayah pusat Australia. Dalam waktu dekat pemerintah NSW akan menyusun peraturan untuk mengatur operasi Uber yang meliputi ketentuan keamanan, pemeriksaan dan perawatan kendaraan, serta menunjuk regulator dan komisi baru untuk memantau layanan Uber.
“Masyarakat, operator taksi, dan pengemudi ingin adanya perubahan dalam regulasi transportasi. Keinginan mereka itu akan terwujud segera,” ujar Menteri Transportasi NSW Andrew Constance, dilansir ABCNet, Jumat (18/12/2015).
“Perubahan ini akan membawa inovasi baru terhadap layanan yang konvensional di mana sekarang pengguna bisa melihat dan melacak keberadaan supir mereka, memberikan masukan terhadap layanan, membuat mereka lebih akuntabel, dan memilih layanan sesuai daya beli,” lanjut pria 42 tahun itu.
Dalam akun Facebook pribadinya, Perdana Menteri NSW, Mike Baird, menyebut pentingnya pemerintah negara bagian untuk berkompromi terhadap perubahan digital dan memberikan perlindungan terhadap pengemudi taksi konvensional. Baird berharap para pengemudi taksi konvensional akan mendapatkan manfaat dari kompensasi yang akan diberikan.
“Kami ingin agar konsumen dapat mempunyai banyak pilihan dalam memilih moda transportasi mereka. Di sisi lain, kami harus adil terhadap para pengusaha dan pengemudi taksi konvensional,” ujar pria 47 tahun itu.
Manajer Umum Uber, David Rohrsheim, menyambut baik pelegalan pemerintah negara bagian NSW. Rohrsheim mengapresiasi pemerintah NSW yang disebutnya mendengarkan permintaan masyarakat untuk sebuah pilihan transportasi alternatif dalam menunjang aktivitas mereka.
Sementara itu, Juru Bicara Asosiasi Pengemudi Taksi Australia, Michael Jools, berusaha untuk tetap bersikap positif terhadap pelegalan Uber.
Jools mengatakan dirinya cukup senang karena taksi konvensional tetap dianggap penting meski diakuinya industri tersebut kini sedang mengalami kehancuran secara perlahan-lahan.
Meski begitu, Jools mengkritik rencana pemberian kompensasi oleh pemerintah NSW. Kompensasi tersebut dianggapnya omong kosong karena tidak bisa diberlakukan kepada taksi-taksi pangkalan yang tidak memiliki izin.
“Jika kami bisa belajar dan mengambil pelajaran dari situasi ini, maka kita bisa melangkah maju serta memperbaiki layanan terhadap penumpang,” ujar Jools.
(Wab)
http://news.okezone.com/read/2015/1...ilegalkan-taksi-konvensional-dapat-kompensasi